10 Kiat Sukses Melakukan "Topless Meeting"


(Thursday, July 31, 2008)

Pada artikel sebelumnya, dijelaskan bahwa terdapat sejumlah alasan mengapa membawa laptop saat meeting dapat berakibat pada tak optimalnya hasil yang didapat. Minimnya collective learning berakibat tak kuatnya collective decision. Melakukan topless meeting, yang berarti membatasi penggunaan laptop oleh peserta meeting, oleh sebagian kalangan diyakini dapat menjadi solusinya.

Meskipun demikian, tentu tak mudah menjalankan topless meeting, yang merupakan sebuah "budaya baru". Pun, tak semua mau atau mampu menjalankannya. Tetapi jika ingin menjalankannya, berikut ini 10 (sepuluh) kiat agar topless meeting bisa berhasil:

1. Jangan Mendadak.
Pastikan undangan meeting dapat disampaikan jauh hari, tidak mendadak, sehingga peserta meeting dapat menyiapkan materinya dengan waktu yang cukup.

2. Berbagi laptop.
Jika diperlukan presentasi menggunakan software presentasi dan/atau akses Internet, maka cukup sediakan 1 (satu) komputer atau laptop yang terhubung dengan LCD projector. Gunakan komputer atau laptop tersebut secara bergantian.

3. Kumpulkan Materi.
Materi presentasi yang ingin disampaikan hendaknya telah disimpan sebelumnya di dalam komputer / laptop yang digunakan bersama. Jika komputer / laptop tersebut terhubung dengan jaringan (LAN), maka materi presentasi tersebut dapat di simpan dalam folder sharing. Tentu saja tiap peserta meeting dapat menyiapkan backup-nya dalam flashdisk.

4. Distribusikan Minute-of-Meeting.
Agar tiap peserta dapat fokus pada diskusi tetapi tetap bisa mendapatkan detilnya seusai meeting, maka catatan atau minute-of-meeting hendaknya langsung didistribusikan kepada peserta seusai meeting. Untuk itu perlu ada seseorang yang ditunjuk hanya untuk mencatat poin-poin penting dalam meeting dan kemudian mendistribusikannya ke para peserta.

5. Batasi Durasi.
Beri pengertian kepada tiap peserta meeting untuk menyampaikan gagasan atau laporannya, secara singkat, padat dan jelas. Kalau perlu, berilah batasan waktu dan halaman, semisal tidak lebih dari 15 menit dan/atau maksimal 10 halaman presentasi per orangnya. Jika perlu, tunjuk seseorang sebagai time-keeper untuk mengingatkan soal waktu. Dengan demikian, meeting tidak perlu berlarut-larut dan menjadi menjemukan.

6. Fokus dan Terarah.
Meeting yang dilakukan haruslah memiliki tujuan yang jelas terhadap pencapaian yang diharapkan. Kemudian arahkan diskusi di dalam meeting agar tetap fokus pada target pencapaian tersebut. Untuk itu, peserta meeting harus sudah paham apa tujuan dari meeting yang akan atau sedang diikutinya.

7. Berikan hand-out.
Untuk materi yang perlu perhatian detil dan rinci, misalnya laporan keuangan atau yang melibatkan angka-angka, perhitungan, formula dan sejenisnya, maka lebih baik disediakan hand-out (hardcopy) bagi peserta meeting

8. Jumlah Peserta.
Jumlah peserta meeting haruslah dalam komposisi yang ideal, tidak terlalu banyak dan yang diundang haruslah benar-benar pihak yang akan terlibat secara langsung dalam topik yang didiskusikan. Jika sebuah topik yang didiskusikan tak ada kaitannya dengan sebagian peserta meeting, maka mereka akan menjadi cepat bosan dan menjadi tidak fokus.

9. Silakan di luar.
Jika ada peserta meeting yang tak bisa tidak menjawab telepon, membalas e-mail ataupun SMS, mintalah untuk dilakukannya di luar ruang meeting

10. Less laptop is good, but less meeting is better!
Tidak semua hal perlu dituntaskan dengan meeting yang terjadwal. Beberapa hal justru bisa lebih efektif jika disampaikan melalui kepada pihak terkait melalui internal mailing-list atau corporate portal. Lebih banyak agenda meeting yang terjadwal akan membuat peserta meeting lebih sibuk menyiapkan materi presentasi ketimbang melakukan kegiatan produktif lainnya.

Posted in Labels: , 0 comments
Posted by Eko Wahyudiharto at 6:27 PM  

5 Keuntungan Melakukan Mobile Working


(Thursday, July 24, 2008)

Pada saat harga BBM melangit, ditambah dengan kemacetan yang mengular setiap hari di jalan raya, borosnya konsumsi bahan bakar dan dampak polusi yang berakibat pada pemanasan global, maka melakukan mobile working (atau dikenal juga dengan istilah remote working) adalah salah satu solusi yang layak dikaji.

Apalagi, kini konotasi bekerja adalah pada apa yang kita kerjakan (dan hasilkan), bukan lagi sekedar mengacu pada tempat yang kita tuju (kantor).

Berikut ini adalah keuntungan yang dapat diperoleh:

1. Meningkatkan produktifitas kerja.
Sepanjang mobile worker dapat mengakses data-data yang dibutuhkan tanpa harus terikat jam kerja dan bisa darimana saja, maka melakukan pekerjaan tak lagi harus membuang waktu menembus kemacetan guna berada di kantor untuk dapat bekerja. Bekerja bahkan tetap dapat dilakukan sebelum jam kerja mulai ataupun setelahnya.

Produktifitas pun tak lagi tunduk pada keterbatasan jam kerja. Tentu saja hal ini dituntut pula profesionalitas dari para mobile worker, karena prioritas orientasi bekerja mereka adalah pada output, tak lagi sekedar proses belaka.

2. Meningkatkan pelayanan client.
Bagi mereka yang pekerjaannya lebih mengutamakan melakukan business meeting, maka tentu bisa tepat waktu untuk bertemu dengan client dan dalam keadaan yang fresh, adalah nilai lebih. Mobile worker dituntut untuk dapat mengikuti jadwal meeting yang dikehendaki oleh client.

Sehingga pada kondisi tertentu, harus berada di kantor terlebih dahulu baru kemudian menemui client di suatu tempat, akan beresiko pada ketepatan waktu dan kesegaran pikiran serta penampilan. Bahkan dengan piranti bergerak semacam smartphone, blackberry ataupun notebook yang dilengkapi modem/datacard, respon kepada client akan dapat lebih cepat.

3. Meningkatkan penghematan waktu.
Seorang pekerja, ketika harus ke suatu tempat untuk menyelesaikan pekerjaannya, maka dengan model mobile working dia bisa mendapatkan keleluasaan untuk mengubah rute (re-route) dan jam perjalanannya yang dikalkulasi dapat lebih hemat waktu tempuh.

Ada kalanya, dengan melakukan mobile working, beberapa pekerjaan dapat diselesaikan sekaligus secara lebih cepat. Misalnya bertemu client, mengirimkan proposal, membuat materi presentasi, yang semuanya bisa dilakukan pada lokasi yang diperhitungkan lebih mudah ditempuh.

4. Meningkatkan efisiensi biaya.
Efisiensi juga bisa dilakukan oleh kantor yang menerapkan mobile working bagi sejumlah karyawan pada bagian atau posisi yang memungkinkan untuk itu. Efisiensi tersebut dapat dihitung misalnya pada pemanfaatan jumlah cubical (office space) yang digunakan, termasuk hal terkaitnya semisal akses Internet, daya pendingin ruangan, listrik, ruang parkir kendaraan, perawatan dan sebagainya.

Maka sejumlah kantor, dapat mengoptimalkan lahannya atau cubical yang ada. Bagi karyawan yang memungkinkan untuk melakukan mobile working, maka hak untuk menempati cubical-nya sendiri yang privat dan permanen hendaknya ditiadakan. Kantor cukup menyediakan beberapa cubical yang bisa digunakan secara bergantian.

5. Meningkatkan kualitas hidup.
Kualitas kehidupan di sini bisa dalam artian keseimbangan antara kesehatan fisik maupun psikis. Dengan memiliki keleluasaan untuk mengatur jam kerjanya sendiri, yang tentunya tetap mengikuti koridor yang ditentukan, maka karyawan akan dapat mengelola waktunya untuk hal-hal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan pikirannya.

Misalnya dengan menyempatkan diri lebih lama berolahraga atau ke gym sembari menunggu jadwal bertemu client, masih sempat mengantar anak ke sekolah atau menjemputnya, hingga memiliki kesempatan lebih lapang untuk menyelaraskan berbagai aspek kehidupannya, meng-update pengetahuannya dengan menghadiri eksibisi, mengunjungi toko buku dan hal lainnya sebelum atau seusai menyelesaikan pekerjaan secara mobile.

Untuk dapat melakukan mobile working dengan sukses dan nyaman, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Beberapa hal tersebut dapat dibaca pada artikel selanjutnya.

Posted in Labels: 0 comments
Posted by Eko Wahyudiharto at 7:25 PM  

Ketika melewati perbatasan negara Amerika Serikat (AS), para pelancong termasuk warga AS harus bersiap menghadapi pemeriksaan mendadak (sidak) terhadap laptop dan barang-barang elektronik.

Terkait hal itu, Susan Gurley, executive director dari Association of Corporate Travel Executives (ACTE) berbagi info penting bagaimana menghadapi sidak tersebut, seperti dikutip detikINET dari PcWorld, Selasa (29/4/2008).

1. Petugas berhak sewaktu-waktu memeriksa barang Anda.
Jangan kaget jika tiba-tiba ada petugas yang mendatangi Anda, lalu memeriksa laptop dan barang elektronik Anda. Tak perlu bukti-bukti atau apakah Anda dicurigai membawa barang berbahaya. Petugas memiliki hak untuk memeriksa berbagai barang elektronik Anda, seperti laptop, ponsel, USB memory stick dan kamera digital. Mereka bahkan berhak melongok isi barang-barang elektronik Anda dan menyimpan informasi yang menurut mereka penting.

2. Apapun Bisa Diperiksa.
Segala sesuatu yang terdapat dalam perangkat elektronik Anda, entah itu foto, dokumen bisnis, e-mail, dan sebagainya bebas diperiksa oleh petugas.

3. Laptop Anda mungkin tidak akan dikembalikan dalam waktu singkat.
Pemeriksaan barang-barang elektronik tersebut mungkin memakan waktu lama, yang tidak dapat Anda perkirakan sebelumnya. Oleh karena itu, data-data sensitif lebih baik dikirim via e-mail sebelum Anda melewati perbatasan.

4. Jangan menyimpan sesuatu yang bersifat pribadi.
Lebih baik Anda tidak menyimpan sesuatu yang bersifat pribadi atau dapat mempermalukan Anda di dalam perangkat elektronik Anda, seperti data perbankan, foto, password, dan informasi penting lainnya.

5. Bersikaplah kooperatif.
Lebih baik Anda bersikap kooperatif dengan petugas pemeriksa. Mintalah tanda bukti jika laptop Anda disita. Berusahalah untuk mendapat informasi tentang alasan penyitaan tersebut.

Posted in Labels: , 0 comments
Posted by Eko Wahyudiharto at 6:38 PM  

Tahukah Anda mengapa meeting selalu berlarut-larut, menjemukan dan hasilnya cenderung tak optimal? Ternyata salah satu penyebabnya adalah karena peserta meeting membawa laptop (ataupun blackberry dan smartphone)! Kok bisa?

Berikut ini 5 (lima) alasannya, berdasarkan pengalaman penulis + sejumlah contoh kasus yang tersedia di Internet:

1. Meeting dengan seluruh atau sebagian besar peserta membawa laptop, akan berdampak pada semakin minimnya komunikasi non-verbal antar peserta rapat. Bahasa non-verbal, adalah komponen tak terpisahkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan sesama manusia, bahkan antar mahluk hidup. Anggukan kepala, picingan mata, gerak bibir, posisi duduk, letak tangan, adalah hal yang paling penting untuk mengukur tingkat perhatian (ketertarikan) peserta meeting, pemahaman dan lainnya. Meeting pun menjadi berlarut-larut

2. Saat pihak lain sedang melakukan presentasi gagasan atau laporannya, maka kecenderungan peserta meeting lainnya yang membawa laptop akan lebih sibuk mengutak-atik materi presentasi masing-masing. Ini adalah akibat dari ketidaksiapan untuk menghadiri meeting, atau minimnya waktu yang tersedia untuk melakukan persiapan tersebut. Menyiapkan ataupun merapihkan materi presentasi saat meeting tengah berlangsung, adalah salah satu bentuk kerja yang kontra-produktif.

3. Peserta meeting dengan membawa laptop cenderung akan lebih berinteraksi dengan laptopnya, ketimbang dengan lingkungan sekitarnya. Misalnya untuk mengusir kebosanan saat meeting, maka mereka akan bermain game, hingga chatting, browsing ataupun blogging apabila ada akses Internet. Walhasil, pihak yang sedang presentasi tidak akan mendapatkan respon yang interaktif. Feedback dari peserta meeting pun menjadi minim, yang akhirnya berdampak pada tidak matangnya output yang dihasilkan.

4. Juga dengan adanya akses Internet, maka peserta meeting yang membawa laptop akan cenderung membentuk kelompok kecil eksklusif secara online, yang anggotanya adalah sebagian dari peserta meeting tersebut. Kelompok kecil ini akan membuat diskusi terpisah, melalui fitur messenger, dengan konten diskusi yang bisa jadi tidak konstruktif. Bentuknya pun beragam, bisa sekedar saling melempar joke, sampai membicarakan (dalam konteks negatif) pihak yang sedang melakukan presentasi, materinya ataupun peserta meeting yang lain.

5. Meeting seharusnya adalah sebuah bentuk koordinasi ataupun integrasi antar unit/divisi, atau bisa juga sebagai akselerasi ataupun sinkronisasi. Tetapi yang terjadi, ketika peserta meeting membawa laptop, maka dia bisa tergoda untuk melakukan pekerjaan pararel, semisal diselingi dengan menggarap kerjaan lainnya yang tertunda karena harus menghadiri meeting. Aktifitas pararel, bukan berarti dapat berpikir ataupun menganalisis sesuatu secara parerel. Karena otak sejatinya akan berpikir dengan berlompat-lompat, "pause" di satu hal, dan "play" di hal lain. Sehingga buah pikir yang dihasilkan cenderung menjadi tidak optimal lantaran tidak fokus.


"Topless Meeting"

Dari ke-5 hal di atas, kata kuncinya adalah tak terwujudnya collective learning yang optimal. Tak ada collective learning, tak ada collective decission. Akhirnya, segala keputusan sifatnya lebih menjadi tanggung-jawab sektoral ("itu tanggung jawabmu, bukan aku!") dan tak lagi mengedepankan team work yang solid.

Salah satu solusi atas permasalahan di atas, seperti kini mulai banyak diyakini (dan dijalankan) oleh banyak pihak, adalah dengan melakukan 'topless meeting'. Topless meeting di sini bukan dalam artian meeting tanpa mengenakan busana bagian atas.

Topless meeting di sini adalah tak diijinkannya peserta meeting untuk membawa laptop, blackberry atau gadget lainnya yang dapat menganggu fokus diskusi. Salah satu ulasannya, dalam bentuk tayangan berita dari stasiun televisi CBS dari berita dari stasiun televisi NBC.

Pastinya, topless meeting adalah semacam "budaya baru", yang tentu akan mengakibatkan adanya "gegar budaya" (culture shock). Tidak semua orang akan menjadi nyaman, apabila harus "dilucuti" gadget-nya sebelum masuk ke ruang meeting. Ibarat maju berperang, tetapi sejumlah senjata pamungkas andalan tak boleh ditenteng.

Jadi bagaimana jika kita ingin menerapkan topless meeting? Lalu apa persiapan kita jika harus menghadiri topless meeting? Bagaimana strategi agar topless meeting bisa berhasil? Silakan baca artikel selanjutnya.

Posted in Labels: 0 comments
Posted by Eko Wahyudiharto at 6:47 PM  

10 Tips Sebelum Membeli PDA


(Sunday, July 20, 2008)

Personal Ddigital Assistant (PDA) belakangan kerap menjadi gadget pilihan di kalangan pebisnis atau orang yang mobilitasnya tinggi. Selain bisa digunakan sebagai ponsel, perangkat ini juga bisa berfungsi sebagai notebook untuk menyimpan agenda kegiatan misalnya, atau aplikasi perkantoran.

Namun ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum Anda membeli PDA. Simak info yang diramu detikINET dari Techrepublic, Jumat (2/5/2008) berikut ini:

1. Service Network
Salah satu pertimbangan pertama sebelum membeli PDA adalah service network, apakah beroperasi di jaringan GSM, CDMA, EDGE, dan sebagainya. Pastikan bahwa perangkat tersebut kompatibel dengan infrastruktur jaringan yang tersedia. Terlebih bagi Anda yang sering bepergian ke luar negeri, pastikan gadget tersebut kompatibel dengan network service dimana Anda berada.

2. Kualitas Panggilan
Manufaktur ponsel dan PDA kerap menyuguhkan banyak fitur pada produk mereka, mulai dari MP3 player hingga streaming video dan game. Namun seringkali kualitas suara kurang diperhatikan, padahal ini adalah salah satu fungsi penting utamanya bagi yang memiliki mobilitas tinggi. Sebelum membeli PDA, sebaiknya cek terlebih dulu kualitas panggilan model handset yang Anda incar itu.

3. Umur Baterai
Umur baterai juga harus dijadikan pertimbangan saat akan membeli PDA/ponsel. Berapa lama waktu standby perangkat tersebut, apalagi jika Bluetooth diaktifkan.

4. Bandwidth
Tidak semua jaringan menawarkan transmisi data yang maksimal. Jika Anda termasuk sering men-download file berukuran besar via ponsel, pastikan ponsel yang Anda beli kompatibel dengan jaringan data yang lebih cepat.

5. Kompabilitas
Pastikan PDA Anda bisa disinkronisasi dengan mudah dengan platform dan aplikasi lain.

6. Bluetooth
Perlu diketahui, fitur nirkabel seperti Bluetooth bergantung pada daya tahan baterai. Bagi Anda yang sering bepergian, mungkin Anda akan sering mengaktifkan Bluetooth agar bisa terkoneksi secara nirkabel ke laptop atau internet. Untuk itu, pastikan perangkat Anda memiliki konektivitas Bluetooth yang baik dan juga umur baterai yang cukup lama.

7. Kenyamanan
Jangan hanya tergiur dengan desain ponsel yang revolusioner. Pertimbangkan juga apakah Anda nyaman menggunakannya. Misal, ada orang yang suka dengan ponsel jenis sliding untuk menampilkan keypad-nya, namun ada yang merasa tidak nyaman dengan kondisi seperti itu. Bahkan ada yang lebih suka dengan keyboard sistem layar sentuh.

8. Mudah Di-upgrade
Memory yang terbatas seringkali menjadi masalah jika Anda ingin menambahkan aplikasi perkantoran ke PDA Anda. Pastikan PDA/ponsel yang Anda beli mudah di-upgrade dan jenis memory-nya cocok dengan perangkat tersebut, seperti mini SD, MultiMediaCard, dan SD card.

9. Aplikasi Perkantoran
Beberapa PDA ada yang loading-nya lama saat membuka aplikasi perkantoran seperti Microsoft Office. Tak semua ponsel bisa menampilkan atau mengedit dokumen Word dan Excel, bahkan ada yang tidak bisa mengakses aplikasi presentasi PowerPoint. Untuk itu pastikan PDA yang akan Anda beli kompatibel dengan kebutuhan pekerjaan Anda.

10.Voice Dialing and Recognition
Beberapa ponsel ada yang menawarkan fungsi voice recognition dan voice dialing untuk memudahkan pengguna ponsel mengakses informasi yang dibutuhkan seperti memanggil daftar kontak dengan suara, navigasi menu dan sebagainya. Ini bisa menjadi salah satu pertimbangan saat membeli PDA/ponsel, apakah Anda menginginkan fitur tersebut?

Posted in Labels: , , 0 comments
Posted by Eko Wahyudiharto at 6:08 PM  

3 Solusi Ketika USB Flash Drive Ngadat


(Sunday, July 13, 2008)

Media penyimpanan USB Flash Drive seringkali ngadat tak mau dilepas secara aman dari komputer. Seperti dikutip detikINET dari PCWorld, Selasa (15/4/2008), berikut beberapa tips praktis untuk mengatasinya.

1. Manfaatkan 'Task Manager'
Seringkali ketika akan dilepas dari komputer, terdapat pernyataan USB Flash Drive tak aman dicopot. Jika Anda sudah menutup semua program dan USB Flash Drive tetap ngadat tak mau dilepaskan, cobalah memakai aplikasi 'Task Manager'.

Tekan 'Ctrl-Alt-Delete' secara bersamaan untuk memunculkan 'Task Manager' di Windows XP. Kemudian klik tab 'Processes'. Setelah itu, periksalah detail proses-proses komputasi yang sedang terjadi di sini.

Jika terdapat proses yang kira-kira berasal dari USB Flash Drive, pilihlah proses tersebut kemudian tekan 'end process'. Kemudian, cobalah untuk kembali melepaskan USB Flash Drive.

2. Alternatif Lain
Namun jika dengan cara di atas USB Flash Drive tetap dinyatakan tak aman dilepas, ada 2 pilihan yang bisa diambil yaitu:

- Matikan komputer kemudian cabut USB Flash Drive tersebut.

- Atau Anda bisa menempuh risiko dengan langsung saja mencabut USB Flash Drive. Langkah ini dinilai tak menimbulkan masalah jika USB Flash Drive dicopot saat seluruh programnya telah ditutup. Namun tiada jaminan Flash Drive Anda aman dengan cara ini.

3. Pakai Software 'USB Safely Remove'
Anda juga bisa mencoba versi trial software bernama USB Safely Remove. Software ini gunanya untuk menganalisis penyebab USB Flash Drive tak mau dilepas, kemudian menunjukkan solusinya. Hanya saja jika Anda ingin memiliki software ini secara permanen, Anda harus membayar sejumlah uang.

Posted in Labels: , 0 comments
Posted by Eko Wahyudiharto at 7:23 PM  

8 Kiat Mencegah Laptop Overheat


(Thursday, July 10, 2008)

Insiden laptop meledak karena overheat (panas berlebih) belakangan ini seringkali terjadi. Tentunya kejadian ini membuat para pengguna laptop yang lain turut ketar-ketir.

Waspada memang penting, tapi jangan sampai kita menjadi paranoid. Untuk itulah, simak 8 kiat untuk menghindari terjadinya overheat pada laptop, seperti dikutip detikINET dari Laptop-overheating, Jumat (18/4/2008):

1. Bersihkan sistem ventilasi pada laptop dengan kompresor.
Selalu letakkan laptop di permukaan yang keras. Hindari meletakkan laptop di selimut, kain wool atau permukaan lembut lainnya yang dapat menghalangi angin dan pertukaran udara.

2. Matikan laptop sebelum memasukkannya ke dalam kotak/tas. Jika Anda tidak ingin mematikannya, atur laptop dalam kondisi hibernate. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya proses peningkatan panas.

3. Jangan sekali-kali meletakkan laptop yang sedang beroperasi di tempat yang sempit, ini bisa meningkatkan panas.

4. Instal software monitoring, seperti SpeedFan, yang memungkinkan Anda untuk mengawasi dan memantau suhu prosesor, hard drive dan komponen lainnya.

5. Atur setting power untuk mencegah panas berlebih pada komponen seperti layar dan hard drive.

6. Turunkan power secepatnya jika memang tidak dibutuhkan.
Anda juga bisa menggunakan pendingin laptop yang dapat mencegah panas berlebih.

7. Jika laptop Anda berpotensi mengalami overheat dan masih dalam masa garansi, jangan ragu untuk melaporkan keluhan Anda tersebut.

8. Jika Anda berencana membeli laptop baru, jangan gegabah! Telitilah dulu dengan seksama. Cari informasi tentang laptop model dan merek apa yang sering overheat, sehingga Anda tidak menyesal di kemudian hari.

Posted in Labels: 0 comments
Posted by Eko Wahyudiharto at 7:16 PM  

Terkait dengan Hari Bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April, tak ada salahnya kita turut berpartisipasi. Salah satu caranya adalah dengan memakai komputer secara bijak untuk menghemat sumber daya alam yang makin menipis pun juga menghemat biaya.

Caranya? Simak di tips dan trik detikINET berikut yang dikutip dari PCWorld, Senin (21/4/2008).

1. Hemat Kertas dan Tinta Printer
Anda bisa mengemat kertas misalnya dengan mencetak di dua sisi kertas. Selain itu teliti selalu sebelum mencetak untuk menghindari pengulangan. Anda juga bisa mengunduh software GreenPrint World untuk menghindari pemakaian tinta berlebihan.

2. Hentikan Pemakaian CD/DVD Berlebihan
Seringkali orang memakai CD dan DVD hanya untuk menyimpan data berukuran kecil saja dan membuang percuma kapasitas yang tersisa. Untuk itu, efektifkan pemakaian CD dan DVD sampai kapasitasnya penuh sebelum membeli yang baru.

3. Manfaatkan Pengatur Daya Komputer
Terkadang Anda lupa mematikan komputer misalnya karena ketiduran yang berarti boros listrik. Untuk itu manfaatkan pengatur daya komputer. Bagi pengguna Windows, segera klik Control Panel dan akses Power Options untuk mengatur daya sehingga komputer akan mati atau dalam keadaan hibernation
saat tak terpakai.

4. Matikan Saja
Segala macam perangkat pendukung komputer seperti monitor, printer atau scanner lebih baik langsung dimatikan jika sedang tak dipakai.

Hal yang sama juga bisa diterapkan bagi perangkat elektronik lain misalnya ponsel, PDA atau konsol game portabel untuk menghemat dan mengawetkan baterai. Jika baterai sudah penuh saat isi ulang, langsung cabut chargernya.

5. Maksimalkan Komputer Bekas
Seiring perkembangan teknologi, banyak konsumen bergonta ganti komputer dan perangkat elektronik. Untuk itu, barang elektronik bekas Anda sebaiknya terus dimanfaatkan misalnya dengan diberikan pada saudara, didaur ulang atau untuk tukar tambah.

Posted in Labels: , , 0 comments
Posted by Eko Wahyudiharto at 6:46 PM  

Kamera saat ini menjadi fitur yang cukup penting dalam penggunaan ponsel. Kualitas kamera dalam ponsel seringkali menjadi pertimbangan utama pemilihan sebuah produk.

Ponsel dengan kamera berkualitas baik biasanya mahal, namun dengan ponsel berkamera standar pun kita sebenarnya bisa memaksimalkan fitur menarik ini dengan teknik pengambilan gambar yang baik. Dikutip dari detikINET dari dPS, Rabu (2/4/2008), berikut ini 10 hal yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil gambar yang baik dari kamera ponsel.

1. Pencahayaan yang Cukup
Semakin baik pencahayaan, akan semakin baik pula hasil foto yang didapat. Hasil pemotretan di luar ruangan biasanya lebih baik daripada di dalam ruangan karena cahaya lampu harus diseimbangkan dengan cahaya lain agar objek terlihat natural.

2. Atur Jarak Kamera dan Obyek
Kamera ponsel memiliki resolusi yang terbatas bila dibandingkan dengan kamera digital sehingga obyek yang difoto harus berjarak dekat agar obyek tak terlihat kecil. Pengaturan jarak kamera dan obyek dapat diatur dengan fitur zoom. Sebaliknya, foto dengan jarak yang terlalu dekat dengan obyek menyebabkan distorsi dan foto yang tidak fokus.

3. Jaga Kestabilan Kamera
Tidak hanya kamera ponsel, kamera apapun juga akan menghasilkan foto yang baik dalam keadaan stabil. Semakin stabil kamera, semakin baik foto.

4. Gunakan Fitur Edit Foto
Edit foto dengan fitur yang ada dalam ponsel sesuai kebutuhan sehingga hasil foto sesuai dengan keinginan.

5. Simpan Semua Hasil Jepretan Foto
Jangan terburu-buru membuang foto yang terlihat jelak di ponsel karena di foto tersebut bisa saja terlihat bagus saat ditampilkan di layar komputer dengan berbagai editan dari software tertentu.

6. Gunakan Zoom Apabila Diperlukan
Fitur zoom yang ada di ponsel boleh saja digunakan jika memang diperlukan, namun hasil foto akan lebih baik jika pengaturan jarak dilakukan manual bukan dengan zoom.

7. Cari Foto Dengan Angle yang Berbeda
Foto-foto aneh seringkali dianggap unik. Ambil foto dengan angle yang tidak biasa, sehingga hasil foto pun menjadi luar biasa.

8. Atur Susunan Objek Foto
Keseimbangan dan keteraturan objek yang akn difoto akan menentukan bagus tidaknya hasil jepretan.

9. Jaga Kebersihan Lensa Kamera
Simpan ponsel di tempat aman. Meskipun kamera ponsel tidak sesensitif kamera digital, namun kebersihannya tetap harus terjaga sehingga pemanfaatannya maksimal.

10. Pilih Resolusi Tertinggi
Semakin tinggi resolusi kamera akan semakin baik foto yang didapat, meskipun memori yang dibutuhkan akan semakin besar.

Posted in Labels: , 0 comments
Posted by Eko Wahyudiharto at 6:04 PM  

 
Copyright 2008. GudangSolusi designed by Eko Wahyudiharto