7 Respon Anda Bila Mertua Ikut Bicara


(Monday, March 29, 2010)

Idealnya, setiap rumahtangga berdiri sendiri. Artinya, persoalan yang terjadi di dalamnya merupakan tanggungjawab dan urusan anggota keluarga itu. Namun, bagaimana bila ternyata mertua ikut campur? Menurut Anna Surti Ariani, Psi, psikolog dari Medicare Clinic, Jakarta, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghadapinya.

1. Dengarkan
Ada kalanya, mertua hanya ingin sekadar tahu. Lalu, berusaha memberi saran atau mengambil sikap untuk membantu. Meski Anda tak suka, dengarkan saja ucapannya. Toh, Anda tak rugi apa-apa. Anggap hal itu sebagai itikad baik darinya untuk membantu memecahkan masalah Anda dan pasangan.

2. Bertanya
Bila mertua memberi saran atau menawarkan bantuan, tak ada salahnya menanyakan maksudnya. Tanyakan tanpa prasangka negatif atau emosi. Siapa tahu, usulnya justru membuka wawasan Anda.

3. Lihat Dulu
Jangan langsung naik darah atas sikap ikut campur mertua, meskipun Anda sebal setengah mati karena dipaksa harus begini-begitu. Lihat dulu seberapa jauh ia ikut campur dan sejauh mana hal itu menyusahkan Anda berdua.

4. Bersikap Asertif
Kalau memang saran dan sikap mertua menyusahkan, tak perlu takut menolaknya. Itu hak Anda. Katakan terus terang, dan jangan memendamnya dalam hati agar tak berbuntut panjang.

5. Tolak Halus
Bila Anda menerima saran atau bantuan yang ditawarkan, tak jadi masalah. Namun, bila hal itu tak sesuai dengan keputusan yang Anda buat bersama pasangan, tolak dengan halus. Kendalikan emosi, jangan mengomel dan marah pada mertua. Sebaliknya, ucapkan terima kasih karena mau repot ikut memikirkan. Kalau memang Anda berdua sudah punya keputusan sendiri, katakan pada mertua bahwa Anda sudah mantap dengan keputusan tersebut dan siap menjalani risiko yang mungkin terjadi.

6. Tetap Ramah
Tak jarang, mertua tetap ngotot dengan keinginannya dan memaksa Anda menurutinya, meski Anda sudah menolak. Tak perlu berkecil hati bila ia akhirnya mendiamkan Anda, atau sikapnya berubah menjadi dingin. Tetaplah bersikap ramah padanya. Ajak ia mengobrol, atau kirimi ia makanan.

7. Beri Waktu
Bila sikapnya tetap dingin, beri ia waktu sampai ia bisa bersikap cair lagi. Maklumlah pada sikapnya, bisa jadi ia lupa bahwa anaknya kini sudah memiliki rumahtangga sendiri.

Posted in Labels:
Posted by Eko Wahyudiharto at 8:49 AM  

0 comments:

 
Copyright 2008. GudangSolusi designed by Eko Wahyudiharto